Sempat Terpuruk, Rubel Rusia Kini Jadi Mata Uang Terbaik di Dunia

SULTON.ID – Rubel, mata uang Rusia kini tercatat sebagai mata uang terbaik di dunia. Hingga hari ini Kamis (19/5/2022), rubel berada di kisaran RUB 61,75/US$, dan mencatat penguatan 14,4 persen sepanjang tahun ini.

Rubel melewati real Brasil yang sebelumnya terus menjadi mata uang terbaik dunia, penguatannya saat ini sebesar 12,8 persen.

Hingga hari ini, hanya 5 mata uang dari 36 mata uang yang dipantau Refinitiv yang mampu menguat melawan dolar AS. Sisanya mengalami pelamahan termasuk rupiah.

Mata uang rubel Rusia sempat terpuruk hingga ke rekor terlemah sepanjang masa melawan dolar Amerika Serikat (AS) di tahun ini.

Namun tidak berlangsung lama, rubel mampu bangkit bahkan saat ini menjadi mata uang terbaik dunia, melewati real Brasil.

Perang Rusia dan Ukraina yang mulai terjadi sejak 24 Februari membuat rubel terpuruk. Rusia mendapat berbagai macam sanksi dari Amerika Serikat dan sekutunya, yang membuat perekonomian merosot, dan inflasi meroket.

Pada 7 Maret lalu, rubel menyentuh RUB 150/US$, yang merupakan rekor terlemah sepanjang sejarah.

Lantas bagaimana rubel bisa berjaya? Hal itu ditengarai salah satunya oleh kebijakan bank sentral Rusia (Central Bank of Russia/CBR) yang mengerek suku bunga menjadi 20 persen dari sebelumnya 9,5 persen beberapa hari setelah perang pecah.

Selain itu, pemerintah Rusia juga menerapkan kebijakan capital control yang pada akhirnya membuat rubel terus menguat.

Rubel yang terus menguat, dan ekspektasi inflasi yang melandai membuat CBR memangkas suku bunga hingga menjadi 14 persen, dan diprediksi akan dipangkas lagi menjadi 12%. Meski demikian, rubel masih terus menguat.

Kebijakan capital control memberikan dampak yang besar terhadap penguatan rubel. Kebijakan tersebut mewajibkan perusahaan Rusia mengkonversi 80 persen valuta asingnya menjadi rubel. Rusia juga meminta gas dan minyak yang diimpor oleh negara-negara Eropa dibayar menggunakan rubel.

Selain itu, warga Rusia sebelumnya juga dilarang mengirim uang ke luar negeri, kebijakan tersebut kemudian dilonggarkan dengan memperbolehkan transfer maksimal US$ 10.000/bulan per individu.

Analis Goldman Sachs melihat, perekonomian Rusia mulai pulih dan stabilitas finansial mulai membaik yang membuat rubel menguat.

“Perekonomian Rusia terus menunjukkan pemulihan dari syok pada akhir Februari dan awal Maret. Kecemasan akan stabilitas finansial mulai mereda, dan rubel mampu menguat ke level awal 2020,” tulis ekonom Goldman Sachs Clemens Grafe yang dikutip CNBC International, Jumat (20/5/2022).

Related posts