SULTON.ID – Jelang puncak Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Bali, Direktorat Jenderal Imigrasi mewaspadai potensi ancaman dan gangguan yang dilakukan oleh orang asing.
Direktur Intelijen Keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi R.P. Mulya menyebut untuk mencegah ancaman dan gangguan orang asing, Ditjen Imigrasi beserta Kementerian/Lembaga terkait akan memperketat operasi intelijen yang sudah dimulai sejak Juni lalu.
“Selanjutnya tim akan melakukan pemantauan terhadap kurang lebih 8 (delapan) kegiatan G-20 serta 1 (satu) kegiatan acara puncak G20 yang akan diselenggarakan di Bali,” kata Mulya, seperti dilansir dari imigrasi.go.id.
Mulya menyebut pihaknya terus melaksanakan kegiatan pemantauan pada setiap penyelenggaraan rangkaian acara G-20.
Target operasi antara lain, memastikan pemberian visa ataupun fasilitas Keimigrasian lainnya kepada delegasi dan jurnalis asing agar berjalan dengan baik. Kemudian tim juga memastikan kesiapan pelayanan keimigrasian pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi dan kantor imigrasi.
“Selanjutnya kami terus mengantisipasi kerawanan pelanggaran Keimigrasian serta hal lain terkait tugas dan fungsi Keimigrasian. Selain itu, tim operasi memetakan potensi gangguan keamanan dan ketertiban yang bisa saja terjadi di sekitar acara seperti aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh orang asing,”tambahnya.
Mengingat forum KTT G20 merupakan forum yang bergengsi di dunia dan menjadi cermin negara kita di mata dunia, Mulya mengharapkan dukungan berbagai pihak yang terkait demi keberhasilan penyelenggaraan acara puncak KTT G20.
Mulya juga berharap terjalinnya koordinasi dan pertukaran informasi untuk memetakan berbagai potensi kerawanan sehingga tercipta rekomendasi terhadap antisipasi ancaman, tantangan, mambatan dan gangguan (ATHG) terhadap penyelenggaran G-20, khususnya bagi Direktorat Jenderal Imigrasi yang terkait dengan pelayanan keimigrasian.