SULTON.ID – Pemerintah berambisi untuk memperluas penggunaan mobil listrik di dalam negeri sebagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus mengendalikan perubahan iklim.
Presiden Jokowi mengakui bahwa harga mobil listrik memang masih mahal, pasalnya 50 persen biaya mobil listrik berpusat pada baterainya.
Meski demikian, Presiden Jokowi optimistis harga mobil listrik di masa depan akan lebih terjangkau oleh masyarakat seiring dengan berkembangnya teknologi.
Apalagi, sambung dia, jika mobil listrik bisa dibangun dari hulu sampai hilir di Indonesia.
“Sehingga kalau nanti ketemu teknologi terbaru, harga baterainya akan makin murah. Apalagi dibangun di Indonesia, di tempat di mana nikelnya itu ada, kobat nya ada,” terang Jokowi seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Sabtu (11/6/2022).
“Jadi semuanya dikerjakan dari hulu sampai hilir itu akan bisa menekan cost yang paling murah sehingga kompetitif. Saya kira ini masalah teknologi saja,” tambahnya.
Jokowi mengatakan, kendaraan listrik merupakan bagian dari upaya pemerintah yang ingin membangun sebuah ekosistem yang besar. Menurutnya, ekosistem kendaraan listrik tersebut mencakup dari hulu sampai ke hilir.
“Mulai dari penambangan nikel, kemudian smelternya, refinery-nya, kemudian pembangunan industri katoda dan prekursornya, kemudian masuk ke litium baterai, EV baterainya, baterai listriknya, kemudian mobilnya,” tegasnya.