SULTON.ID – Yayasan sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) kini menjadi perbincangan hangat warganet, hingga trending topic di Twitter Indonesia sejak Minggu (3/7/2022) malam.
ACT dalam sorotan keras masyarakat setelah Majalah Tempo mengeluarkan sebuah reportase berjudul Kantong Bocor Dana Umat, pada Sabtu (2/7/2022).
Dari reportase itu dikatakan bahwa ACT tengah mengalami krisis keuangan, yang salah satu penyebabnya adalah besaran gaji para pimpinan mereka.
Disebutkan gaji Dewan Pembina ACT saja mencapai Rp250 juta per bulan. Sedangkan jabatan di bawah itu mencapai Rp150 juta, lalu berturut-turut ada yang menerima Rp80 juta, Rp50 dan Rp30 juta per bulan.
Lantas sebagian orang bertanya, siapakan sosok pemimpin atau petinggi ACT saat ini.
Melansir laman resmi ACT, pada 2019 kepemimpinan Ahyudin digantikan oleh Ibnu Khajar sebagai Presiden ACT. Sementara dirinya menjadi Ketua Dewan Pembina ACT saat itu.
Belakangan diketahui bahwa Ahyudin justru hengkang dari ACT pada awal 2022 di tengah sederet persoalan yang melilit organisasi tersebut.
Masih dikutip dari laman act.id, saat ini Ketua Dewan Pembina ACT bukan lagi Ahyudin melainkan N Imam Akbari.
Berikut daftar lengkap nama-nama petinggi ACT saat ini:
Dewan Pembina
Ketua : N Imam Akbari
Anggota :
Bobby Herwibowo, Lc
Dr Amir Faishol Fath, Lc, MA
Hariyana Hermain
Dewan Pengawas
Ketua : H Sudarman, Lc
Anggota : Sri Eddy Kuncoro
Pengurus
Ketua : Ibnu Khajar
Sekretaris : Sukorini
Bendahara : Echwan Churniawan
Sebenarnya ACT merupakan yayasan atau organisasi nirlaba yang berfokus pada kegiatan kemanusiaaan dan penanggulangan bencana.
Biasanya, ACT akan terlibat mulai dari fase darurat hingga pasca-bencana. ACT pertama kali terjun pada 1994 di Liwa, Lampung Barat saat terjadi bencana gempa bumi.
Secara resmi, Yayasan Aksi Cepat Tanggap atau dikenal dengan ACT lahir atau berdiri pada 21 April 2005.
Tak berhenti pada kegiatan kebencanaan, ACT pun memperluas jangkauannya hingga pada kegiatan kegiatan qurban, zakat hingga wakaf.
Seperti lembaga non profit lainnya, ACT menghimpun dana dari masyarakat atau lembaga mitra atau perusahaan yang memiliki kepedulian sosial.
Bahkan sejak 2012, ACT melebarkan sayapnya menjadi lembaga kemanusiaan global dengan berbagai kegiatan atau program di luar negeri.
ACT disebut sudah menjangkau 54 negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Indocina, Timur Tengah gingga Eropa.