SULTON.ID – Gempa berkekuatan 5,8 magnitudo yang mengguncang Bali bagian selatan pada Senin, (22/8/2022) pukul 16.36.33 Wita cukup mengagetkan dan membuat panik sejumlah warga.
Meski BMKG menyebut gempa tidak berpotensi tsunami, namun getarannya tidak hanya dirasakan oleh warga Bali saja, para peserta Health Working Group (HWG) G20 dan The 21st Meeting North Indian Hydrographic Commission (NIOHC), juga turut merasakannya.
Sejumlah peserta pada event G20 yang berada di Hotel Hilton, Nusa Dua, Badung, Bali, berhamburan keluar ruangan.
Salah satunya, Aqila selaku perwakilan dari Civil 20 (C20) di HWG ke-3. Ia mengaku sempat panik karena guncangan gempa terasa sekian detik.
“Awalnya tidak terasa, tapi begitu guncangannya kuat baru kita semua lari keluar. Beruntung, acaranya sudah selesai, jadi langsung keluar aja,” katanya.
Hal yang sama juga dirasakan salah satu staf Humas Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), Letkol Hari. Ia mengatakan, acara sudah berakhir saat terjadi guncangan.
Kendati demikian, para peserta tetap berlari panik keluar ruangan.
“Panik semua keluar. Bagaimana juga orang takut kerobohan gedung. Enggak ada yang enggak takut,” katanya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berkekuatan magnitudo 5,8 dengan kedalaman 124 kilometer namun tidak berpotensi tsunami.
Lokasi gempa berada di Bali selatan pada lintang 9,36 LS dan bujur timur 115,59.
Seperti diketahui, acara Health Working Group (HWG) G20 ketiga ini dihadiri secara langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Sementara itu, acara The 21st Meeting North Indian Hydrographic Commission (NIOHC), rencananya dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono pada Selasa (23/8/2022).