SULTON.ID – Sedikitnya 500 warga sipil Ukraina telah berhasil dievakuasi dari kota Mariupol yang hancur lebur oleh pasukan militer Rusia.
Salah satu tempat persembunyian warga sipil dan sejumlah militer Ukraina yaitu pabrik baja Azovstal juga tak pupus dari serangan Rusia.
“Kami telah berhasil mengevakuasi hampir 500 warga sipil,” kata Andriy Yermak, Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina sebagaimana dilansir dari Arabnews.com, Jumat (6/5/2022).
Yermak menegaskan, bahwa Kyiv akan mengerahkan semua daya upaya untuk bisa menyelamatkan semua warga sipil dan militer mereka yang terjebak di Mariupol yang hancur itu.
Yermak sendiri menyayangkan komitmen Rusia yang sebelumnya telah menyatakan gencatan senjata selama tiga hari di lokasi itu mulai Kamis, kemarin. Namun ternyata serangan masih saja terjadi.
Setelah 10 pekan operasi militer Rusia berlangsung, ada ribuan orang yang tewas, bangunan rata dengan tanah, serta tercatat ada lebih dari 13 juta orang mengungsi.
Rusia telah memfokuskan upayanya di timur dan selatan Ukraina, dan mengambil kendali penuh atas Mariupol yang akan menjadi kemenangan besar bagi Moskow.
“Kami masih harus mengevakuasi warga sipil dari sana, perempuan dan anak-anak. Bayangkan saja… lebih dari dua bulan pengeboman terus-menerus dan kematian terus-menerus,” kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Berbicara kepada perdana menteri Israel Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan militernya siap untuk mengizinkan warga sipil pergi, menurut Kremlin.
“Adapun militan yang tersisa di Azovstal, otoritas Kyiv harus memberi mereka perintah untuk meletakkan senjata mereka,” kata Putin.