SULTON.ID – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah menghelat kegiatan Seminar Nasional bertajuk Penguatan Ekosistem Jaminan Produk Halal Indonesia dalam Menghadapi Persaingan Global, Kamis (16/6/2022).
Kegiatan yang berlangsung secara hybrid tersebut menghadirkan regulator, pakar dan praktisi di industri halal nasional, antara lain Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi Andi Rizaldi, Kepala Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal BPJPH Dr. Umar, M.A, Pakar Halal Sains Internasional Prof. Irwandi Jaswir, Ketua Dewan Serat Indonesia Dra. Euis Saedah, CEO and Founder Gaido Group M Hasan Gaido, Ketua Umum PERSAMI Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin.
Hadir pula Pelaku Industri Halal Prof. Ana Mariana, Peneliti Halal Marissa Grace Haque, Direktur Marketing PT Allianz Shanti Laksono, Guru Besar FEB UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Euis Amalia, serta Dekan Fakultas FEB Prof. Dr. Amilin.
“Alhamdulillah kita bisa melaksanakan acara seminar ini dengan lancar. Tentu banyak sekali informasi penting dan pembelajaran yang bisa kita petik dari para narasumber dalam rangka memperkuat ekosistem produk halal Indonesia yang berdaya saing,” ungkap Prof. Euis Amalia.
Beberapa poin penting dari para narasumber berhasil dihimpun secara ringkas. Andi Rizaldi misalnya. Ia mengungkapkan bahwa Kemenperin telah menginisiasi hadirnya Kawasan Industri Halal untuk memperkuat ekosistem produk halal.
Lalu ada Prof. Irwandi Jaswir yang mengatakan bahwa penguatan ekosistem halal harus dilakukan secara komprehensif, alias tidak bisa berjalan parsial.
“Ekosistem halal harus bersifat holistik dan terintegrasi, mulai dari materialnya, prosesnya, logistiknya, distribusinya, sampai pengemasannya. Jadi Halal itu komprehensif, tidak bisa 60 persen halal, atau 70 persen halal. Dia hanya satu, halal atau haram, tidak ada pilihan lain, oleh karenanya semua itu harus dipastikan secara holistik,” ungkap Prof. Iswandi.
Sementara itu, Siti Nur Azizah menyebut bahwa pengembangan industri halal berbasis komunitas juga sangat penting keterlibatannya.
Selanjutnya, Dr. Umar menyampaikan bagaimana peran pembinaan dan pengawasan jaminan halal juga turut berperan besar dalam penguatan industri halal tersebut. Kemudian Marissa Haque menekankan urgensi riset dalam menguatkan fondasi pengembangan produk halal.
Lebih lanjut, Anna Mariana menyinggung potensi industri tenun dalam pasar halal yang sangat strategis untuk dipasarkan. Tenun tidak saja merupakan produk halal, tapi juga identitas bangsa Indonesia yang mengandung banyak makna filosofis.
Di samping tenun, serat juga menjadi salah satu industri potensial yang bisa dikembangkan sebagai salah satu produk halal nasional di sektor fesyen, sebagaimana yang diutarakan oleh Dra. Euis Saedah.
Adapun Hasan Gaido selaku praktisi ekonomi dan keuangan syariah juga berbagi pengalaman membangun ekosistem bisnis syariah melalui holding company besutannya, yaitu Gaido Group.
Hasan Gaido berhasil membangun bisnis syariah dari sebuah perusahaan travel haji dan umrah, yaitu Gaido Travel and Tours. Dan kini ia mampu menciptakan ekosistem bisnis syariah terintegrasi yang bergerak di hampir semua sektor kebutuhan manusia.